Makau atau Macau merupakan salah satu wilayah administrasi Tiongkok yang bebas dikunjungi tanpa memerlukan visa bagi pemegang paspor Indonesia. Untuk menuju ke Makau dengan penerbangan langsung bisa menggunakan Air Macau (IATA: NX) sebagai flag carrier Makau yang berlepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Macau International Airport (IATA: MFM).
Selain penerbangan langsung jika banyak tersedia penerbangan dengan satu transit termasuk penerbangan Low Cost Carrier (LCC) AirAsia Indonesia (IATA: QZ) atau Airasia Malaysia (IATA: AK) dari Jakarta ke Kuala Lumpur, kemudian dapat melanjutkan penerbangan menuju Macau dengan penerbangan Airasia AK.
Makau merupakan daerah jajahan portugis yang menyisakan banyak sisa-sisa sejarah baik dari segi budaya, bahasa maupun suasana perkotaan. Kita akan merasakan perbedaan tempat ini dengan daerah lain misalnya ditempat umum, berbagai informasi yang menggunakan dua bahasa, Chinese dan Portuguese. Ditempat lain kita biasanya menemui adalah bahasa lokal dengan bahasa inggris. Walaupun bahasa Inggris tetap ada tapi tetap saja kita akan merasakan vibes yang berbeda saat berkunjung ke Makau.
Bukan hanya bahasa, infrastruktur dan tata kota juga terasa jauh berbeda dengan wilayah lain di asia seperti arsitektur bangunan residensi, pertokoan, resotoran dan cafe hingga trotoar tempat pejalan kaki juga menjadi ciri khas Makau dengan Sentuhan Portugisnya. Selama kunjungan ke Macau kita akan lebih banyak menelusuri tempat-tempat ikonik dengan berjalan kaki. Disepanjang perjalanan menuju St. Paul Cathedral misalnya, nuansa Portugis sangat lekat disetiap sudut kota.
Gambar 1. Sebuah lorong jalan di Makau
Salah satu bangunan ikonik menjadi ikon hiburan Makau adalah Grand Lisboa, sebuah bangunan hotel, residensi, restoran dan pusat kasino terbesar di asia yang berdiri megah dengan ratusan meja dan slot. Tentu saja perjudian disini sudah menjadi kegiatan sehari-hari dan beroperasi secara legal.
Bangunan lain yang tak kalah menarik sebagai tempat tujuan wisata bagi turis adalah Saint Paul Cathedral, tapi disini hanyalah sisa reruntuhan sebuah catedral yang sudah menjadi situs sejarah warisan dunia. Untuk cerita sejarahnya, mungkin bisa dicari referensi dari sumber terpercaya untuk penjelasan lengkap terkait St. Paul Cathedral.
Gambar 2. Sisa Reruntuhan St. Cathedral
Untuk informasi, kita bisa mencari dan menginap di kawasan R. da Tercena, Macau. Dari sini kita dapat mengunjungi banyak tempat disatu kawasan di Makau hanya dengan berjalan kaki. Memang tidak semua turis akan nyaman berjalan kaki karena lokasi nya bisa saja berjarak hingga dua kilometer. Tapi penulis saat itu ingin menikmati pemandangan kota Macau dengan rasa Portugis nya. Selalu penasaran dengan apa yang ada di kiri kanan jalan.
Untuk direksi cukup dengan menggunakan aplikasi map online, disini tidak tersedia Uber atau Grab, mungkin pembaca bisa mempersiapkan aplikasi Ola sebagai ride hailing app untuk jaga-jaga jika membutuhkan trasportasi online.
Berminat untuk merasakan langsung sentuhan Portugis di Makau?
Komentar
Posting Komentar
drop comment disini untuk mulai diskusi...